NAMA : RANI MARYANI RAWI
NIM : A1C112027
KELAS : KIMIA REGULER 2012
SOAL
UAS KIMIA ORGANIK 1
MAHASISWA
PENDIDIKAN KIMIA REGULER 2012
1.
A. Jelaskan bagaimana
asam benzoat di sintesis dari suatu senyawa aromatik!
B. jelaskan bagaimana mensintesis asam salisilat
dari asam benzoat tersebut di atas!
2.
Jelaskan mengapa
fenol dapat di gunakan sebagai antiseptik!, mengapa alkohol tidak memiliki
kemapuan demikian?
3.
A. Suatu eter dapat
bereaksi dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling A dan fehling B memberikan
hasil positif.
B.
hasil dari tersebut di atas bila dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan
senyawa X , tentukan cara mengidentifikasinya!
4.
Mengapa suatu eter
bisa lebih reaktif dari pada alkohol, padahal secara umum alkohol lebih reaktif
dari pada eter apabila di reaksikan dengan logam? (seperti Na)
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!
5.
Bila fenol dikatakan
lebih asam dari pada alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh lebih asam dari
pada fenol! Jelaskan mengapa demikian!
6.
Etanol berfungsi
digunakan sebagai bahan bakar, bagaimana halnya dengan turuna alkohol yang lain
yang memungkinkan di gunakan sebagai bahan bakar,?
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!
Jawab
1. A. Asam benzoat,
C7H6O2 (atau C6H5COOH),
adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan
asam
karboksilat aromatik
yang paling sederhana.
Asam
benzoat sangatlah murah dan tersedia secara meluas, sehingga sintesis
laboratorium asam benzoat umumnya hanya dipraktekkan untuk tujuan pedagogi. Ia
umumnya diajarkan kepada mahasiswa universitas.
Untuk semua metode sintesis, asam
benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena asam benzoat
larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin. Penghindaran
penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen ini aman.
Pelarut lainnya yang memungkinkan meliputi asam asetat, benzena, eter
petrolium, dan campuran etanol dan air.[5]
Dengan hidrolisis[sunting | sunting sumber]
Sama seperti nitril ataupun amida lainnya, benzonitril dan benzoamida dapat dihidrolisis menjadi asam
benzoat ataupun basa konjugatnya dalam keadaan asam maupun basa.
Dari benzaldehida[sunting | sunting sumber]
Disproporsionasi benzaldehida yang diinduksi oleh basa dalam reaksi Cannizzaro akan menghasilkan sejumlah
asam benzoat dan benzil alkohol dalam jumlah yang sama banyak. Benzil
alkohol kemudian dapat dipisahkan dari asam benzoat dengan distilasi.
Dari bromobenzena[sunting | sunting sumber]
Bromobenzena dapat diubah menjadi asam benzoat
dengan "karbonasi" zat anatara fenilmagensium bromida:[6]
C6H5MgBr
+ CO2 → C6H5CO2MgBr
C6H5CO2MgBr
+ HCl → C6H5CO2H
+ MgBrCl
B. asam
salisilat adalah nama lazim dari asam o-hidroksibenzoat. Esterdari asam
salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau
asetosal
2. Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang
digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada jaringan
yang hidup seperti pada permukaan kulit
dan membran mukosa.
Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan,
yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme
di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada
benda mati. Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada
jaringan hidup, daripada disinfektan. Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada
benda mati, contohnya wastafel atau meja. Namun, antiseptik yang kuat dan dapat
mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan
contohnya adalah fenol
yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan. Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan
ketika terjadi epidemi
penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau
khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH
dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang
berikatan dengan cincin fenil.
Fenol
dapat digunakan sebagai antiseptik seperti
yang digunakan Sir Joseph Lister
saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada
anstiseptik dagang, triklorofenol
atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol
berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.
Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat
dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami
sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa
fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
Mengapa
halkohol tidak dapat di jadikan antiseptic karena tidak punya kemampuan
memperlambat penyebaran bakteri, dan penyakit, dan turunan alcohol tidak bisa
terjadi atau terbentuk secara alami sedangkan senyawa fenol bisa, dan juga alcohol bersifat mudah menguap, sehingga
tidak bisa meninggalkan efek jijak sisa sehingga tidak menyebabkan tidak semua
kuman mati.
3. senyawa
fehling adalah senya A dan B berfungsi untuk menguji terkandungnya glukosa di
dalam suatu zat, dengan menghasil warna merah bata
A. Eter dapat di dapat bereaksi dengan air ketika menggunakan uji fehling,
ketika suatu eter di teetesi dengan senyawa fehling A dan fehling B akan memberikan hasil positif yaitu membentuk
senyawa aldehid
B. Senyawa aldahid ini dioksidasi kembali menghasilkan
senyawa X di mana senyawa X ini adalah ester
4. Sifat-sifat
eter yaitu. Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair,
kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik
didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter
tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar,
sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah
terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam
hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan
alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan
untuk membedakan alkohol dengan eter.
Reaksi Identifikasi Alkohol
Menggunakan Logam Natrium
Reaksi ini
digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi
denganlogam natrium.alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas
hidrogen sesuai dengan persamaan reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na => 2CH3
– CH2 – Ona + H2 (g)
Etanol
Natrium Etoksida
Dari reaksi di atas menyatakan bahwa suatu alcohol
sangat reaktif ketika direaksikan dengan senyawa Na.
Tapi dalam kondisi tertentu (misalnya dalam
pembakaran) menyatakan bahwa eter lebih reaktif dari alcohol.
Alasannya adalah:
-
Senyawa eter
lebih cepat menguap dari pada senyawa alcohol
-
Dan juga
eter lebih mudah terbakar di bandingkan alkohol
5. Dalam
reaksi lainnya yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilik oleh
fenoksida. R-X tidak dapat
digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk
menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan
basa kuat seperti natrium hidroksida,
membentuk ion fenoksida. Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada
alkil halida, menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui
mekanisme reaksi SN2.
C6H5OH + OH-
→ C6H5-O- + H2O
C6H5-O-
+ R-X → C6H5OR
contoh
alkohol secara umum yang bereaksi dengan anhidrida etanoat. Persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut:
atau, untuk lebih sederhananya:
Dari reaksi di atas adalah, reaksi antara anhidrida asam di reaksikan dengan alcohol,
menghasilkan senyawa asam etanoat dan suatu eter,
Hal ini menunjukkan bahwa alcohol bersifat asam sehngga bisa
menghasilkan sebuah ester.
6. Bio-etanol
merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan)
di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi
glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Proses destilasi dapat
menghasilkan etanol dengan kadar 95% volume, untuk digunakan sebagai bahan
bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi hingga mencapai 99% yang lazim
disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian dengan prinsip dehidrasi
umumnya dilakukan dengan metode Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari
senyawa etanol.
Bahan baku bio-etanol yang dapat digunakan antara lain ubi kayu, tebu, sagu, jagung dll.
Bahan baku bio-etanol yang dapat digunakan antara lain ubi kayu, tebu, sagu, jagung dll.
Alkohol
merupakan bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung
pati seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu biasanya disebut dengan
bioethanol. Ubi kayu, ubi jalar, dan jagung merupakan tanaman pangan yang biasa
ditanam rakyat hampir di seluruh wilayah Indonesia, sehingga jenis tanaman
tersebut merupakan tanaman yang potensial untuk dipertimbangkan sebagai sumber
bahan baku pembuatan bioethanol atau gasohol. Namun dari semua jenis tanaman
tersebut, ubi kayu merupakan tanaman yang setiap hektarnya paling tinggi dapat
memproduksi ethanol. Selain itu pertimbangan pemakaian ubi kayu sebagai bahan
baku proses produksi bio-ethanol juga didasarkan pada pertimbangan ekonomi.
Pertimbangan keekonomian pengadaan bahan baku tersebut bukan saja meliputi
harga produksi tanaman sebagai bahan baku, tetapi juga meliputi biaya
pengelolaan tanaman, biaya produksi pengadaan bahan baku, dan biaya bahan baku
untuk memproduksi setiap liter ethanol / bio-ethanol.
Syarat-syaratnya.
ethanol yang
dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan yang harus
betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga
ethanol/bio-ethanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-100% vol.
untuk
digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi hingga
mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE)